Jakarta – Para petinggi partai bergantian menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai hal ini untuk kepentingan politik jangka panjang.
“Untuk kepentingan politik jangka panjang masing-masing dari mereka,” kata Ujang, saat dihubungi, Minggu (28/3/2021).
Selain itu Ujang mengatakan hal ini karena seluruh partai memiliki kepentingan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ujang menilai, para partai melihat Gibran menjadi jalan penghubung ke Jokowi.
“Karena Gibran anak presiden, semua berkepentingan terhadap Jokowi tuk Pemilu 2024 dan Gibran itu menjadi jalan penghubung ke Jokowi,” kata Ujang.
“Tuk merebut hati Jokowi, namun jalurnya via Gibran. Itu sah-sah saja secara politik,” tuturnya.
Ujang menyebut, Jokowi tidak dapat kembali maju dalam Pilpres 2024. Namun Ujang menuturkan pada saat pelaksanaan pilpres Jokowi masih menjabat, sehingga hal ini lah yang membuat Gibran banyak di dekati.
“Kita tahu, Pilpres 2024 nanti Jokowi tak bisa maju lagi karena sudah 2 periode. Namun Jokowi ketika Pilpres dilaksanakan masih jadi penentu, karena masih jadi presiden (belum turun tahta). Jadi pasti banyak yang akan mendekati Gibran dan itu politik biasa saja,” pungkasnya.
Diketahui, para petinggi partai bergantian menemui Gibran. Sebelumnya terdapat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dilanjut dengan Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah yang menemui Gibran.
Kali ini, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di rumah dinasnya di Loji Gandrung pagi ini. Muzani dan Gibran menepis membahas Pilgub DKI Jakarta 2024.
“DKI 1 (Gubernur) 2024 masih lama, kami tadi membicarakan beberapa langkah beliau agar bisa menjadi Wali Kota yang berhasil seperti Pak Jokowi saat memimpin Kota Solo,” kata Muzani seusai pertemuan dengan Gibran di Loji Gandrung, Solo, Minggu (28/3/2021).
Pertemuan Gibran dan Muzani itu berlangsung sekitar satu jam. Rombongan Muzani terdiri dari Waketum Gerindra Sugiono, Ketua DPP Gerindra Prasetyo Hadi, Danang Wicaksana, Eko Wibowo, serta pengurus Partai Gerindra lainnya.
(dwia/imk)