Jakarta – Menjelang Ramadan 1446 Hijriah, sejumlah penjual bunga di kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, meraup keuntungan berkat tingginya kunjungan peziarah. Tradisi ziarah makam yang dilakukan sebelum memasuki bulan suci ini meningkatkan permintaan terhadap bunga tabur dan bunga dekorasi makam.
Salah seorang penjual bunga di sekitar TPU Karet Bivak, Sulis (62), mengungkapkan bahwa puncak kunjungan peziarah biasanya terjadi sekitar seminggu sebelum Ramadan. “Jelang Ramadan ini memang paling ramai. Kalau sudah mendekati puasa, penjualan bisa naik signifikan. Kalau ramai, bisa dapat untung sekitar Rp2 juta per hari,” ujarnya, Kamis (29/2/2025).
Sulis, yang telah berjualan bunga di kawasan tersebut selama tiga tahun, menyediakan berbagai jenis bunga, mulai dari bunga tabur hingga bunga tangkai seperti mawar dan lavender. Ia juga menawarkan paket buket bunga dengan harga sekitar Rp50.000 per buket.
Meski jumlah pembeli meningkat menjelang Ramadan, para penjual bunga menghadapi tantangan, terutama kondisi cuaca yang tidak menentu. “Kalau hujan, orang-orang jadi malas datang, jadi penjualannya agak turun,” kata Sulis.
Senada dengan Sulis, Isna (30), penjual bunga lainnya di TPU Karet Bivak, mengatakan bahwa Ramadan menjadi momen tersibuk bagi dirinya dan para pedagang bunga lainnya. “Tiap tahun mendekati bulan Ramadan memang selalu ramai. Biasanya, menjelang puasa atau hari-hari besar seperti Lebaran, jumlah pengunjung bisa naik berkali-kali lipat,” ungkapnya yang telah berjualan bunga selama empat tahun terakhir.
Menurut Isna, pada saat-saat tertentu, penjualan bunga bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari. Keramaian ini didorong oleh tradisi ziarah yang dilakukan masyarakat sebelum memasuki bulan suci. Momen ini dimanfaatkan untuk berdoa dan mengenang orang-orang terkasih yang telah meninggal dunia.
Isna menambahkan bahwa bunga tabur menjadi pilihan utama pembeli dengan harga sekitar Rp10.000 per kantong. Selain itu, bunga tangkai seperti mawar, melati, dan lavender juga cukup diminati, dengan harga bervariasi antara Rp15.000 hingga Rp35.000 per tangkai. Sementara itu, air mawar dalam botol seharga Rp10.000 juga banyak dicari oleh peziarah yang ingin melakukan doa bersama di makam.
Menurut kedua penjual bunga ini, melati dan mawar merupakan jenis bunga yang paling banyak dibeli karena aromanya yang wangi dan makna spiritual yang kuat dalam tradisi ziarah. Meski menghadapi tantangan, baik Isna maupun Sulis tetap menjalani profesi ini dengan penuh semangat, karena selain menguntungkan secara finansial, bisnis bunga ini juga memberi mereka kesempatan untuk turut serta dalam tradisi budaya yang sangat penting bagi banyak orang.
Baca Juga : Pesawat Susi Pudjiastuti Diusir Paksa Satpol PP