NetizenWatch.com – Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami, menegaskan bahwa berbagai langkah pencegahan telah diterapkan untuk memastikan tidak ada gangguan pada aktivitas nuklir negara itu, meskipun gencatan senjata dengan Israel telah diberlakukan. Pernyataan ini muncul setelah serangan militer yang dilancarkan oleh Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.
Dalam komentarnya pada Selasa (24/6/2025), Eslami mengecam serangan yang dilakukan oleh kedua negara tersebut terhadap fasilitas nuklir damai Iran. Ia menjelaskan bahwa AEOI telah melakukan semua tindakan yang diperlukan dan kini sedang mengevaluasi kerusakan yang terjadi pada lokasi yang diserang. Eslami juga menyatakan bahwa Iran telah menyiapkan serangkaian pengaturan untuk memulihkan aktivitas nuklir negara tersebut. “Kami telah merancang langkah-langkah untuk memastikan tidak ada gangguan dalam proses produksi dan layanan di industri nuklir kami,” tegasnya.
Sementara itu, Juru Bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi, dalam komentarnya kepada IRIB, menambahkan bahwa industri nuklir Iran sangat kuat dan tidak mungkin dihentikan oleh pihak mana pun. “Iran memiliki kapasitas dan kemampuan untuk terus maju dalam industri nuklir tanpa gangguan,” ungkapnya dengan yakin.
Serangan AS Terhadap Fasilitas Nuklir Iran Dikecam
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht Ravanchi, mengutuk serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai tindakan agresi yang mencolok dan kejahatan internasional. Dalam wawancara dengan penyiar ARD Jerman pada Minggu, Takht Ravanchi menegaskan bahwa program nuklir damai Iran tidak akan dihentikan. Ia menambahkan bahwa pengayaan uranium yang dilakukan Iran adalah untuk tujuan energi nuklir yang damai, sesuai dengan ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Menanggapi seruan internasional untuk menghentikan program nuklir Iran, Wakil Menteri Luar Negeri Iran tersebut mengatakan, “Kami adalah anggota sejati NPT. Iran telah mengupayakan pengayaan uranium untuk penggunaan energi nuklir secara damai berdasarkan perjanjian ini.” Takht Ravanchi menekankan bahwa tidak ada pihak yang berhak memberitahu Iran apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama negara itu tetap berpegang pada komitmen NPT.
Takht Ravanchi juga tidak mengomentari kerusakan yang diakibatkan oleh serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran, yang meliputi situs-situs di Natanz, Fordow, dan Isfahan, pada Minggu dini hari.
Reaksi Iran Terhadap Serangan Militer AS dan Israel
Serangan militer yang dilakukan oleh rezim Zionis pada 13 Juni lalu, yang menargetkan situs militer dan nuklir Iran, diikuti dengan intervensi militer AS. Pejabat Iran menyatakan bahwa Teheran berhak untuk mengambil langkah balasan atas serangan tersebut. Sementara itu, Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Qatar, meskipun ketegangan terus berlanjut.
Dengan gencatan senjata yang baru-baru ini berlaku, Iran tetap berkomitmen pada pengembangan teknologi nuklir yang mereka anggap sah dan tidak dapat dipaksa untuk menghentikan program tersebut, meskipun ada tekanan dari pihak luar.
Pentingnya Gencatan Senjata bagi Stabilitas Kawasan
Gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dan Qatar diharapkan dapat mengurangi ketegangan lebih lanjut di kawasan yang sudah rawan konflik. Namun, dengan terus berlangsungnya serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan ketegangan antara negara-negara besar, masa depan hubungan internasional di kawasan Timur Tengah tetap penuh ketidakpastian.
Baca Juga : Konflik Israel-Iran dan Ancaman Perang Dunia III