Jakarta, 27 November 2025 – Pelaksanaan Operasi Zebra 2025 telah memasuki Hari Kesebelas (H11), menunjukkan ritme operasi yang stabil dan terukur di seluruh wilayah Indonesia. Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menegaskan bahwa kinerja hingga H11 (17–27 November 2025) menggambarkan “kematangan pengelolaan operasi” yang fokus pada keseimbangan antara edukasi, pencegahan, dan penegakan hukum berbasis teknologi.
Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Drs. Agus Suryonogroho, S.H., M.Hum., menyatakan bahwa stabilitas yang terbentuk ini adalah modal kuat untuk menghadapi pekan kedua, terutama menjelang peningkatan mobilitas akhir pekan.
“Hari kesebelas menunjukkan pola pelaksanaan yang semakin kuat dan konsisten. Stabilitas ini menunjukkan bahwa koordinasi, supervisi, dan mekanisme pengawasan telah berjalan efektif,” ujar Kakorlantas.
Aspek Pre-Emtif atau edukasi masyarakat menjadi inti utama operasi ini. Hingga H11, tercatat 425.534 kegiatan Pembinaan dan Penyuluhan (Binluh) telah dilaksanakan, dengan penekanan pada kelompok usia produktif.
Rincian kegiatan edukasi tersebut meliputi:
- 149.520 sambang komunitas.
- 144.755 sosialisasi di sekolah/kampus.
- 131.073 sosialisasi di perusahaan/pabrik.
Selain itu, penyebaran materi keselamatan visual mencapai angka fantastis, yakni 2.793.469 materi, terdiri dari spanduk, leaflet, stiker, dan billboard.
“Edukasi harus tetap menjadi inti operasi agar tercipta perubahan perilaku masyarakat,” tegas Irjen Pol. Agus Suryonogroho.
Kegiatan Preventif atau pencegahan mencapai 2.726.631 kegiatan, dengan fokus pada pemantauan dan penempatan personel di titik rawan. Komponen paling dominan adalah Turjawali (Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, Patroli) sebanyak 1.676.242 kegiatan.
Angka ini menunjukkan kesiapan satuan kewilayahan dalam mengantisipasi peningkatan mobilitas, khususnya dengan 458.267 patroli dan pengawasan di lokasi rawan. Kakorlantas meminta pemetaan titik rawan ini terus diperbarui setiap hari.
Penegakan hukum pada H11 mencatat total 1.192.439 perkara. Sesuai kebijakan Polri, penindakan didominasi oleh teknologi dan interaksi edukatif:
- Teguran: 1.021.036 kegiatan, menunjukkan tingginya interaksi edukatif di lapangan.
- ETLE Statis & Mobile: Total 156.325 perkara (80.187 statis, 76.138 mobile).
- Tilang Manual: 15.078 perkara, sesuai pembatasan untuk pelanggaran tertentu.
Kakorlantas menekankan bahwa penegakan hukum harus dijalankan secara objektif, menjaga etika pelayanan, serta akuntabilitas data penindakan yang berpengaruh besar pada persepsi publik.
Meskipun ritme operasi stabil, data kecelakaan lalu lintas (laka lantas) hingga H11 menjadi indikator penting untuk intervensi cepat. Tercatat 2.547 kejadian laka, dengan rincian korban:
- Meninggal Dunia: 283 orang
- Luka Berat: 428 orang
- Luka Ringan: 3.170 orang
Data ini menjadi dasar bagi Korlantas untuk meminta seluruh wilayah segera memperbarui daftar 10 titik rawan laka dan melaksanakan langkah preventif serta rekayasa lalu lintas teknis di lokasi tersebut.
Pengawasan malam hari dan penanganan balap liar masih menjadi tantangan, dengan 1.111 kegiatan penertiban balap liar dan 2.794 kendaraan R2 terjaring di H11. Kakorlantas meminta peningkatan patroli malam dan deteksi dini rencana balap liar melalui kanal digital.
Di sisi lain, pantauan media mencatat 1.843.349 publikasi, yang didominasi oleh sentimen netral–positif mengenai keselamatan berkendara dan penegakan hukum. Kakorlantas meminta jajaran memperkuat publikasi humanis, memaksimalkan konten di berbagai platform media sosial.
Pada penutup, Kakorlantas Polri mengajak masyarakat mendukung Operasi Zebra 2025 dengan mematuhi aturan dan berjanji untuk menjaga profesionalitas, responsivitas, dan kualitas pelayanan hingga akhir operasi.





