Jakarta, Netizenwatch.com – Terlibatnya anak Vincent Rompies dalam kejadian tersebut telah menjadi perbincangan.
Insiden bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong mendapat sorotan luas.
Tindakan tersebut sedang ditelusuri secara intensif oleh lembaga pendidikan serta pihak berwenang. Korban dilaporkan mengalami sejumlah luka akibat perlakuan intimidasi tersebut.
Berikut fakta-fakta kasus bullying di SMA Binus Serpong yang melibatkan anak Vincent Rompies sebagaimana dirangkum, Senin (19/2/2024).
- Kasus Bullying Viral di X
Kejadian bullying tersebut menjadi viral di media sosial, terutama di platform Twitter. Akun @BosPurwa, yang sebelumnya dikenal, pertama kali mengunggah cuitan terkait insiden tersebut.
“Gua dapat info ada perundungan di SMA Binus Intl BSD, seorang anak dipukulin sama belasan seniornya hingga masuk rumah sakit, mereka anak-anak pesohor, dan ngerinya lagi sampai disundut rokok !,” tulis akun @BosPurwa di X. Dia turut menyertakan foto pemuda yang diduga korban bullying tengah dirawat di rumah sakit.
- Bullying Terjadi di Luar Sekolah
Pihak SMA Binus Serpong akhirnya memberikan tanggapan resmi mengenai kasus bullying yang telah menjadi sorotan publik. Dalam surat resmi bernomor 471/MS-HS PRI/II/2024 yang diterbitkan pada 19 Februari 2024, pihak sekolah mengkonfirmasi kebenaran adanya tindakan perundungan yang sedang ramai diperbincangkan. Namun, mereka menegaskan bahwa perundungan tersebut tidak terjadi di dalam lingkungan sekolah.
“Baru-baru ini menjadi perhatian kami telah terjadi insiden kekerasan yang terjadi di luar tempat sekolah,” tulis pernyataan SMA Binus Serpong yang beredar di kalangan awak media, Senin (19/2/2024).
- Polisi dan Sekolah Turun Tangan
Polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut. Korban telah mengajukan laporan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel.
“LP sudah masuk ke Unit PPA Polres Tangsel, sudah dilakukan cek TKP dan sekarang masih dilakukan penyelidikan oleh penyidik unit PPA Polres Tangsel,” kata Humas Polres Tangsel AKP Wendi Afrianto, Senin (19/2/2024).
SMA Binus Serpong pun berjanji menangani masalah ini dengan serius dan bekerja sama dengan berbagai pihak.
“BINUS SCHOOL Serpong selalu berkomitmen untuk keselamatan dan kesejahteraan siswa kami, staf kami, dan sekolah kami secara keseluruhan. Dengan demikian, kami menangani hal-hal seperti itu dengan sangat serius dan secara aktif bekerja untuk mengatasinya dengan cara yang menyeluruh dan tepat,” bunyi keterangan SMA Binus Serpong.
- Anak Vincent Rompies Terlibat PR Binus School Serpong
Haris Suhendra telah mengonfirmasi keterlibatan anak Vincent Rompies dalam kasus bullying yang sedang hangat diperbincangkan di media sosial. Saat ini, pihak sekolah berencana untuk memanggil orang tua siswa terkait untuk proses lanjutan.
“Iya (anak Vincent Rompies terlibat),” kata Haris saat dihubungi awak media. Haris juga menjelaskan pihak sekolah akan melakukan pemanggilan orang tua dalam waktu dekat terkait dengan masalah perundungan tersebut. “Proses pemanggilan,” tuturnya.
- Korban Memar dan Luka Bakar
Polisi mengungkap bahwa siswa SMA Binus Serpong yang menjadi korban bullying viral mengalami cedera serius, termasuk memar dan luka bakar. Kasus tersebut melibatkan anak Vincent Rompies.
Ipda Galih, Kanit PPA Polres Tangsel, menjelaskan bahwa korban memiliki banyak luka memar pada tubuhnya. Selain itu, juga ditemukan luka bakar yang diduga disebabkan oleh benda panas.
“Bagian tubuhnya ada banyak luka memar dan ada luka bakar akibat terkena suatu benda yang panas,” kata Galih dalam video yang beredar di X (sebelumnya dikenal Twitter), Senin (19/2/2024).
- Geng Tai Terungkap
Geng Tai yang diduga terlibat dalam aksi bullying yang viral di media sosial adalah sebuah kelompok yang telah lama beroperasi di lingkungan SMA Binus Serpong. Berdasarkan informasi yang diunggah oleh akun X @BosPurwa, Geng Tai terlibat dalam berbagai tindakan kekerasan terhadap siswa-siswa Binus School Serpong, dan diduga melibatkan anak Vincent Rompies.
Menurut kesaksian, Geng Tai sering melakukan aktivitas yang menyimpang dan melibatkan unsur kriminal seperti kekerasan dan merokok. Kelompok ini bahkan diduga telah aktif melakukan aksinya selama sembilan generasi, dimulai sejak masa sekolah menengah atas.
Anggota yang bergabung dengan Geng Tai diberikan imbalan atau hak istimewa selama berada di sekolah. Mereka yang berhasil merekrut murid lain untuk bergabung dalam geng tersebut bisa mendapatkan uang, status yang dihormati, atau bahkan jatah tempat parkir.
Namun, proses untuk menjadi anggota Geng Tai tidak mudah. Calon anggota baru harus melewati serangkaian pelajaran sebelum mereka diterima ke dalam kelompok tersebut, termasuk perintah-perintah dan hukuman fisik.
Lebih lanjut, anggota geng juga sering melakukan pelecehan terhadap calon anggota baru, sebagai cara untuk menilai apakah mereka layak untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
- Adik Korban Diancam Dibunuh
Ibu korban beruntung mengetahui kasus bullying yang dialami oleh anaknya. Dia juga menjelaskan penyebab mengapa anaknya tidak melawan ketika diserang oleh para seniornya.
“Kenapa anak saya tidak bisa melawan, karena diancam kalo lapor dan melawan adiknya yang kelas 6 SD akan dianiaya juga, akan dilecehkan dan bahkan mengancam membunuh,” bunyi pengakuan ibu korban dikutip dari tangkapan layar yang beredar di X, Senin (19/2/2024).
Ibu korban sempat berpikir bahwa anaknya mungkin dianiaya karena melakukan kesalahan terlebih dahulu. Namun, ternyata para pelaku bertindak sekeji itu dengan alasan untuk menguatkan mental anaknya.
Baca Juga : Bullying Juga Bisa Terjadi Dalam Penggunaan Teknologi Dunia Maya dalam 5 Bentuk Tindakan Berikut!
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari NetizenWatch.Com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.