Pria berusia 39 tahun itu mengatakan, keramahan orang-orangnya ditambah susunan kursi dan meja serta terdapat beberapa lauk yang terhidang membuat ia sekeluarga tidak menyadari ada sesuatu yang aneh. Hingga tiba saatnya memesan minuman.
“Waktu istri saya tanya anak-anak mau pesan minum apa, tiba-tiba seorang perempuan menghampiri meja kami dan membawa teh. Katanya kalau ingin air panas, nanti ia minta pembantu rumah membuatnya,” kata Azam.
Mendengar perkataan perempuan itu, Azam merasa tidak enak hati. Ia teringat dengan kejadian seseorang yang makan di rumah orang lain yang dikiranya warung makan.
“Spontan saya bertanya, ‘ini bukan warung ya buk?’. Perempuan itu berkata, ‘bukan ini rumah saya’,” ungkap Azam.
Seketika Pria yang berprofesi sebagai guru itu merasa malu. Ia bergegas minta maaf dan ingin segera pamit dari tempat tersebut. Namun dihalangi oleh pemilik rumah. Wanita pemilik rumah tersebut memanggal anak-anak Azam dan mengambilkan lauk.
“Awalnya tak enak makan karena malu, tapi mereka ambil juga makanan,” ujar Azam.
Ketika itu akhirnya Azam dan pemilik rumah mengobrol mengenai keramaian antrian di hari sebelumnya. Pemilik rumah menjelaskan bahwa itu bukanlah pelanggan, tapi para tamu yang datang untuk acara syukuran di rumahnya.
“Rupanya mereka membuat acara syukuran, orang yang mengantri semalam bukalah pelanggan namun para tamu yang ikut datang,” ungkap Azam.