Jakarta – Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng menepis Ali Mochtar Ngabalin yang menyebutnya menyeret-nyeret Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke konflik Demokrat. Andi mengaku hanya menanyakan apakah Presiden Jokowi diberitahu oleh Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terkait acara yang diklaim KLB Demokrat.
“Saya nggak nyeret-nyeret Pak Jokowi, saya hanya mempertanyakan, benar nggak itu, Pak Jokowi tahu nggak bahwa Pak Moeldoko melakukan gerakan-gerakan politik untuk mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat. Saya mempertanyakan, apakah Pak Moeldoko minta izin nggak dia,” kata Andi kepada wartawan, Minggu (7/3/2021).
Andi kemudian menceritakan pengalamannya menjadi juru bicara presiden. Dia mengaku selalu meminta izin, meskipun kegiatan yang dilakukan di luar tugasnya sebagai juru bicara presiden.
Baca : Terima Masukan Ulama, Jokowi Cabut Lampiran Perpres soal Investasi Miras
“Dulu saya jadi jubir di Istana. Mau pulang kampung pergi tengok mertua aja minta izin saya sama Presiden. Minta 1-2 hari off, misalnya mertua lagi sakit, ‘Pak mohon izin mau tengok mertua di Yogya, mungkin 1-2 hari’, kan begitu. Minta izin mau ke mana, alasannya saja kita kasih tahu, ‘Pak, ini mau minta izin’,” cerita Andi.
“Waktu saya jadi menteri saya juga mau jadi ketua umum partai. Saya dulu Menpora, lalu kemudian ketika saya mau maju mencalonkan diri, 2010, sebagai calon ketua umum Partai Demokrat kan saya minta izin kepada bapak Presiden, ‘Bapak Presiden saya mohon izin saya akan mencalonkan diri sebagai calon ketua umum Partai Demokrat dalam kongres itu karena itu…’, terus (minta izin) Pak Wapres, ‘silakan’, kan begitu, diberi izin untuk itu,” imbuhnya.
Selengkapnya ada di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Jadi Ketum PD Versi KLB Sumut, Seberapa Kaya Moeldoko?