NyenyerNetizen
  • Beranda
  • Ruang Maya
  • Realitas Negeri
  • Opini Kita
Minggu, Desember 7, 2025
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ruang Maya
  • Realitas Negeri
  • Opini Kita
No Result
View All Result
NyenyerNetizen
No Result
View All Result
Home Beranda

Brigjen Pol. Trunoyudo Ajak Polri Waspadai Risiko Deepfake dan Algoritma AI

Salma Hasna by Salma Hasna
25 Agustus 2025
in Beranda, Berita
0
Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K. (Karo Penmas)

Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K. (Karo Penmas)Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K. (Karo Penmas)

0
SHARES
6
VIEWS

Jakarta – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali menjadi sorotan dalam Focus Group Discussion (FGD) dalam sesi bertajuk “Agentic Artificial Intelligence (A-AI): Komplikasi atau Solusi” yang digelar di Ruang Kelas Tekadku Pengabdian Terbaik, Graha Tanoto STIK, pada Senin (25/8/2025).

Kegiatan ini menghadirkan Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K., selaku Karo Penmas Divhumas Polri sebagai narasumber utama. 

Dalam paparannya, Brigjen. Pol. Trunoyudo Trunoyudo menekankan pentingnya memahami perkembangan AI tidak hanya sebagai tren teknologi, tetapi juga sebagai fenomena strategis yang memengaruhi dunia kepolisian, keamanan, dan komunikasi publik.

Brigjen. Pol. Trunoyudo membuka sesi dengan mengulas sejarah mesin sandi Enigma buatan Jerman yang digunakan pada Perang Dunia II.

 Enigma dianggap mustahil dipecahkan karena memiliki kombinasi kunci yang nyaris tak terbatas. Namun, berkat inovasi Alan Turing melalui mesin Bombe pada 1940, sandi itu berhasil dibongkar hanya dalam hitungan jam hingga hari.

“Sejarah Enigma memberi pelajaran penting bahwa setiap teknologi, sekuat apapun, selalu ada cara untuk dipahami dan dilawan. Prinsip ini juga berlaku untuk AI modern,” jelasnya.

3 Tingkatan AI: Dari ANI ke ASI

Dalam materinya, Brigjen Trunoyudo menjelaskan tiga level perkembangan AI:

  1. Artificial Narrow Intelligence (ANI) – AI sempit atau spesifik, hanya mampu menjalankan satu tugas, seperti ChatGPT, Google Translate, atau Siri.
  2. Artificial General Intelligence (AGI) – AI umum dengan kecerdasan setara manusia, bisa belajar lintas bidang. Saat ini masih berupa penelitian.
  3. Artificial Super Intelligence (ASI) – AI super yang melampaui manusia dalam hampir semua aspek, dari sains, seni, hingga pengambilan keputusan. ASI masih dalam ranah spekulasi, namun berpotensi memberi manfaat besar sekaligus risiko.

“Pertanyaan utamanya, apakah AI akan menjadi solusi atau justru komplikasi? Semua tergantung bagaimana kita mengelolanya,” ujarnya menjelaskan.

Potensi Ekonomi dan Risiko AI

Mengutip pernyataan Wamenkominfo Nezar Patria, Brigjen. Pol. Trunoyudo Trunoyudo menyebut bahwa AI diproyeksikan menyumbang hingga 366 miliar dolar AS terhadap PDB Indonesia pada 2030. Bahkan, 95% bisnis di Indonesia berminat menggunakan AI generatif, sementara 22,1% pekerja sudah mulai memanfaatkannya.

Namun, di balik potensi besar tersebut, terdapat risiko seperti deepfake, serangan siber otomatis, hingga bias algoritma. Karena itu, Polri dan lembaga pemerintah lain dituntut membangun sistem pengamanan yang mampu mengimbangi ancaman ini.

AI: Komplikasi atau Solusi?

Brigjen. Pol. Trunoyudo menekankan lima hal penting yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi era AI:

  • Memahami sistem AI: membangun AI yang dapat dijelaskan (explainable AI) agar keputusan mesin transparan.
  • Membangun “mesin Bombe” baru: melawan AI dengan AI, terutama untuk deteksi deepfake dan serangan digital.
  • Regulasi dan etika: menyusun kode etik serta hukum internasional terkait penggunaan AI.
  • Kolaborasi multidisiplin: melibatkan pakar AI, hukum, sosiologi, pemerintah, dan industri.
  • Literasi publik: meningkatkan pemahaman masyarakat agar tidak mudah terjebak hoaks berbasis AI.

Diskusi ini juga menegaskan bahwa AI tidak bisa dipandang hanya sebagai alat, melainkan ekosistem baru yang membawa peluang sekaligus tantangan.

“Seperti Enigma yang akhirnya bisa dipatahkan, AI juga harus kita kelola dengan kolaborasi, regulasi, dan literasi. Pertanyaannya, apakah AI menjadi komplikasi atau solusi, jawabannya ada pada kesiapan kita,” pungkas Brigjen. Pol. Trunoyudo.

FGD ini diharapkan dapat membuka wawasan para peserta, khususnya di lingkungan Polri, tentang pentingnya strategi penggunaan AI secara etis, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Previous Post

Polri Didorong Manfaatkan Agentic AI untuk Perkuat Informasi Publik

Next Post

Perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha Diputus Verstek oleh PA Tigaraksa

Next Post
arhan-azizah

Perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha Diputus Verstek oleh PA Tigaraksa

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terpopuler

Keutamaan dan Niat Puasa Dzulhijjah: Raih Pahala di Bulan Penuh Berkah

Keutamaan dan Niat Puasa Dzulhijjah: Raih Pahala di Bulan Penuh Berkah

7 Juni 2024
Jokowi Perintahkan Segera Lakukan Langkah Darurat Usai Gempa Malang

Jokowi Perintahkan Segera Lakukan Langkah Darurat Usai Gempa Malang

12 April 2021
Kakorlantas Sebut Swab Antigen di 149 Titik Arus Mudik Efektif Cegah Covid

Kakorlantas Sebut Swab Antigen di 149 Titik Arus Mudik Efektif Cegah Covid

25 Mei 2021

Berita Lainnya

Kamis 28 September Libur Nasional, Apakah 29 September Cuti Bersama?

Kamis 28 September Libur Nasional, Apakah 29 September Cuti Bersama?

25 September 2023

Prancis Hancurkan Italia di San Siro dengan Gol Spektakuler di UEFA Nations League

18 November 2024

Viral Dulu Utamakan, Minta Maaf Kemudian

28 Desember 2021

Raffi Ahmad Kirim Doa Lewat Video Call di Hari Ultah, Nagita Slavina Nangis Sesegukan

18 Februari 2022
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Citizen Journalism
© Copyright Netizenwatch Team All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Entertainment
  • Kehidupan
  • Berita
  • Ruang Maya
  • Realitas Negeri
  • Opini Kita

wpDiscuz