JAKARTA – Bahtera Timnas Indonesia tak boleh terombang-ambing. Pasca-perpisahan resmi antara PSSI dan sang nahkoda, Patrick Kluivert, menyusul kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, federasi kini dituntut bergerak cepat. Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PSSI memiliki tanggung jawab besar untuk membangun kembali kepercayaan publik.
Meskipun mimpi ke Piala Dunia 2026 pupus, agenda penting sudah menanti di depan mata. Fokus utama Timnas Indonesia harus dialihkan ke:
- Piala AFF 2026 (pertengahan tahun).
- Asian Games 2026.
- Piala Asia 2027.
Mendesak! PSSI Perlu Caretaker untuk FIFA Matchday November
Kekosongan pelatih kepala di Timnas Indonesia senior menjadi perhatian serius. Dalam satu dekade terakhir, jarang sekali skuad Garuda absen ditangani juru taktik dalam waktu lama. Biasanya, nama pengganti, minimal sebagai caretaker, sudah muncul dalam hitungan pekan.
Agenda terdekat yang mendesak adalah kalender FIFA Matchday pada November mendatang. Meskipun Timnas Indonesia tidak mengikuti kualifikasi, FIFA Matchday sangat penting untuk uji kekuatan, menguji taktik, dan memperbaiki Ranking FIFA.
Opsi yang dapat dipertimbangkan PSSI adalah memanfaatkan kalender ini untuk persiapan tim junior, yaitu menampilkan Timnas Indonesia U-23 guna mengasah tim asuhan Indra Sjafri menjelang SEA Games 2025. Namun, kebutuhan tim senior untuk segera memiliki arah jelas tetap tak terhindarkan.
PSSI juga harus mencari pengganti Gerald Vanenburg (Timnas U-23) dan Frank van Kempen (Timnas U-20) yang turut berpisah.
Kunci Pemilihan Pelatih: Visi Jangka Panjang dan Proyeksi 2027
Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 harus menjadi momen belajar bagi PSSI. Alexander Zwiers, selaku Direktur Teknik yang tanggung jawabnya berlaku hingga 2029, memegang peran kunci dalam menentukan pelatih baru.
Menunjuk pelatih yang tepat adalah keharusan. Mengingat kekecewaan publik, mengembalikan kepercayaan 100 persen bukan perkara mudah. Pelatih yang ditunjuk harus memiliki:
- Rekam Jejak yang mumpuni.
- Visi yang jelas dan berjangka panjang, setidaknya hingga Piala Asia 2027.
- Pendekatan yang brilian untuk mengakomodasi skuad yang beragam latar belakang (pemain diaspora dan lokal).
- Pengetahuan mendalam mengenai ekosistem sepak bola Asia hingga Indonesia.
Ketua PSSI Erick Thohir sendiri telah menegaskan bahwa fokus Garuda harus mencakup perbaikan Ranking Dunia, Piala Asia, dan proyeksi jangka panjang menuju Piala Dunia 2030. Oleh karena itu, PSSI harus menepikan pelatih yang hanya memiliki proyeksi jangka pendek atau enggan bertahan lama di kursi kepelatihan. Sudah cukup Timnas Indonesia ditangani pelatih yang bertahan kurang dari satu tahun.





