Bogor – Sebelumnya diberitakan, seorang wanita bercadar, Hesti Sutrisno menjadi perhatian publik lantaran memelihara puluhan ekor anjing liar. Wanita berusia 41 tahun itu memungut anjing terlantar di jalanan untuk diasuhnya di sebuah lahan pribadi.
Namun niat baiknya menyelamatkan puluhan anjing liar itu ditentang oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) lokal di daerah tempat tinggalnya. Cerita yang ditulis oleh akun Twitter @fravisyarjambret pada Jumat (12/3/2021) ini pun viral.
“Dengan hasil menjual kripik, beliau memutar keuntungannya utk mengasihani dan memberi rumah utk hewan yg tidak bertuan. Tapi, niat baik tentu tidak selalu diterima dengan baik..,” tulis akun tersebut.
Pada Jumat (12/3/2021) lalu, sejumlah orang yang mengaku dari ormas lokal mendatangi Hesti untuk meminta dirinya menghentikan aktivitasnya memelihara anjing. Akun @fravisyar tak menyebutkan detil di mana lokasi lahan milik Hesti.
Baca juga : Viral Polisi di Lamongan Selalu Bawa Baju Lebih di Motor Dinas, Alasannya Bikin Haru
“‘TIDAK ADA LAGI YANG MEMELIHARA ANJING DIKAMPUNG INI!!! KAMI MAUNYA, ANJING2 INI DIKELUARKAN!!’ Ucap salah 1 pihak yang mengaku bahwa ia adalah perwakilan warga, dengan lencana ormasnya, tanpa mau dengar suara ibu bercadar dan rasa kasihan pada hewan….,” cuit akun tersebut.
Ormas yang mengaku mewakili warga itu berdalih bahwa aktivitas Hesti memelihara puluhan anjing telah mengganggu warga sekitar. Mereka juga menyebut aktivitas Hesti tidak sesuai syariat.
“Hari ini, saya menyaksikan pertemuan antara beliau dan ormas yg mengaku mewakilkan ‘Warga’. Orang2 tersebut dgn terang melarang bu Esti utk memelihara anjing, dgn alasan mengganggu ketertiban dan tidak sesuai dgn syariat (lagi2, ga jauh dr ini),” katanya.
Padahal menurut akun tersebut, lahan yang dimiliki Hesti untuk memelihara puluhan anjing liar itu seluas kurang lebih 1 hektare dan jauh dari permukiman warga.
“Lahan yang bu Esti miliki juga tidak bersebelahan dgn rumah warga, bisa dilihat dari sini. Pembuangan kotoran anjing2nya pun, telah uji layak dgn membuangnya pd septiteng yg sudah dibuatkan,” tulisnya.
Kesehatan anjing yang dipelihara di tempat itu juga diperhatikan oleh Hesti. Bahkan anjing-anjing tersebut telah terverifikasi oleh instansi yang berwenang dan dipastikan tak terkena virus rabies.
“Hal2 tersebut telah dikemukakan, namun tetap dgn 1 alasan; ‘MENGGANGGU, BERISIK, WARGA DIRUGIKAN. GADA PULA SOSIALISASI, GAK ADA ADAB!!11’,” katanya.
Akun @fravisyar juga menyebut pemerintah desa tak berkutik menyikapi desakan ormas tersebut. Akhirnya perangkat desa pun memutuskan agar Hesti segera mengeluarkan 40 ekor anjing dengan berkoordinasi pada dinas yang berwenang.
“Dinas pun mengakui belum sanggup utk memberikan tempat utk 40 ekor anjing yg harus dikeluarkan ini, apalagi disaat pandemi spt ini….tapi ormas yg mengaku warga itu, ttp mendesak agar SEGERA dikeluarkan, tanpa mau mengemukakan solusi,” terangnya.
Padahal, kata akun tersebut Hesti telah sekuat mungkin untuk membuka dialog dengan para anggota ormas. Namun mereka tetap kukuh meminta Hesti mengeluarkan 40 ekor anjingnya.