Netizen Watch – Akhir-akhir ini jagat maya digemparkan dengan berita kebocoran data mulai dari PT PLN, IndiHome, BIN, dan Polri.
Pada tanggal 19 Agustus 2022, akun di twitter yang bernama @txtdrprogramer membagikan cuitan persoalan terkait kebocoran data pelanggan PLN. Tidak tanggung-tanggung data pelanggan yang bocor berjumlah 17 juta.
Terdapat 347GB dokumen dari beberapa perusahaan di Indonesia. Dan lebih fatal lagi, data-data tersebut diperjual belikan.
Beberapa data pelanggan yang bocor yaitu, nama, ID pelanggan, tipe berlangganan, KWH, no unit alat, alamat, dsb.
Tak hanya itu, data dokumen dari berbagai perusahaan di Indonesia yang bocor meliputi NPWP, KTP, berita acara, SPT, akta perusahaan, SIUP, domisili, kontrak, laporan keuangan, SK, dan berbagai macam jenis dokumen lain.
Atas hal tersebut Kementerian Kominfo kemudian melakukan pemanggilan terhadap manajemen PLN pada Sabtu, 20 Agustus 2022 untuk meminta keterangan terkait dugaan kebocoran data tersebut.
Kemudian Kominfo mengungkapkan hasilnya melalui siaran pers No. 338/HM/KOMINFO/08/2022 pada Minggu, 21 Agustus 2022 bahwa :
Pihak PLN melaporkan kini sedang dilakukan evaluasi berkelanjutan terhadap sistem keamanan siber PLN, dan juga tengah melakukan peningkatan sistem pelindungan data pribadi pelanggan PLN. Sistem operasional teknolo informasi PLN juga masih dalam kondisi aman. Kemudian, Kementerian Kominfo juga mengungkapkan rekomendasi teknis kepada PLN guna meningkatkan pelindungan data pribadi pelanggan PLN serta akan terus mereviewnya.
Kasus satu belum selesai, pada Minggu, 21 Agustus 2022, dihebohkan lagi informasi di twitter terkait adanya kebocoran data browsing history milik pelanggan yang dilakukan oleh pihak perusahaan layanan provider internet indiHome yang jumlahnya mencapai 26 juta.
Hal ini disampaikan oleh cuitan twitter dengan akun @secgron yang memiliki nama Teguh Aprianto. Ia mengungkapkan bahwa telah melakukan penekanan pada pihak indiHome pada tahun 2020 lalu agar menghentikan kejahatan siber yang dilakukan.
Baca Juga : Data Agen Intelijen Bocor di Dunia Maya? BIN Bantah Hal Tersebut!
Kini seolah terjadi lagi, hingga akhirnya Teguh Aprianto yang mengaku seorang konsultan keamanan siber tersebut mengatakan perihal kebocoran data ini kembali.
“Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK ????” ungkap Teguh Aprianto dalam cuitan di twitternya.
Apabila dugaan adanya tindakan pencurian data browsing history tersebut itu benar, tentu hal ini akan sangat merugikan bagi pelanggan indiHome. Apalagi jika data yang bocor juga disertai dengan nama dan NIK. Hal ini tentu menjadi suatu masalah yang sangat fatal.
Menyikapi keramaian hal tersebut, Kominfo bergerak cepat untuk mendalami kasus tersebut dan segera melakukan pemanggilan kepada manajemen Telkom untuk mendapatkan laporan dan langkah tindak lanjut Telkom mengenai persoalan kebocoran data yang terjadi.
Masih di hari yang sama Minggu, 21 Agustus 2022 akun lain di twitter bernama @Vidyanbanizian menuturkan terkait dugaan kebocoran data juga di BIN dan Polri. Ia menyebutkan kebocoran itu meliputi agen, data diri, dan proyek.
Merespon hal tersebut, pihak BIN membantah adanya kebocoran data tersebut. Klarifikasi ini diungkapkan melalui juru bicaranya, Wawan Hari Purwanto. Sedangkan untuk Polri sampai artikel ini dibuat, belum memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.
Menyikapi persoalaan informasi dugaan kebocoran data yang akan merugikan masyarakat, banyak dari netizen yang akhirnya berkomentar dalam kejadian ini. Dua di antaranya seperti berikut ini.
“Namanya juga open source” seloroh sebuah akun benama @finuaz pada laman utas @txtdrprogramer yang mengungkapkan berita kebocoran data PLN.
“Duh, kok gampang banget data kita bocor, baru aja kemarin PLN, sekarang indiHome. Gak ada carakah buat nambal yang bolong bolong gitu ????” ungkap @thesuhu di laman utas @secgron yang memberitakan kebocoran data indiHome.
Baca Juga : 3 Macam Implikasi Penggunaan Teknologi Dunia Maya
Sumber : AyoSurabaya.com | Editor : Salma Hasna